Yuni Priastiwi

Kesehatan

Posted on: 13 Maret 2009

HIV DAN AIDS SEBAGAI PENYAKIT YANG MENGANCAM KESEHATAN MANUSIA

Oleh: Yuni Priastiwi

ABSTRAK

Penyakit AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan infeksi klinis oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dan jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penderitanya pun tak hanya terjadi pada orang dewasa, namun bayi pun bisa terserang penyakit ini.

Pada umunya penderita infeksi HIV dapat bertahan sampai dengan beberapa tahun, bahkan puluhan tahun. Namun penderita AIDS hanya akan mampu bertahan sampai dengan 9,2 bulan saja. Hal ini disebabkan orang yang telah divonis AIDS telah mengalami komplikasi penyakit berbahaya seperti kanker dan tumor yang bisa setiap saat dapat mengakibatkan kematian

  1. PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan merupakan kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi oleh setiap individu agar mereka dapat melakukan aktivitasnya dengan lancar. Begitu juga dengan informasi tentang kesehatan pun sangatlah diperlukan agar setiap individu mampu melakukan tindakan sebelum mereka mengalami gangguan kesehatan yang bisa saja menghambat aktivitas mereka sehari-hari.

Penyakit merupakan faktor penghambat utama aktivitas kerja manusia. Dan di dunia ini terdapat lebih dari puluhan macam penyakit yang bisa menyerang manusia, baik yang bersifat keturunan maupun tidak. Dan penyakit yang semakin menggunung di dunia dan menjadi ancaman bagi seluruh manusia yaitu AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome. Karena sampai saat ini, tak ada satu obat maupun vaksin yang mampu menyembuhkan penyakit AIDS. Dan pada umumnya, penderita AIDS tidak akan mampu bertahan hidup lama, maksimal hanya sampai 9,2 bulan saja.

Pada umumnya, AIDS akan menyerang pada manusia yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat, sehingga penderita akan rentan terkena infeksi oportunistik dan tumor. Penyakit AIDS ini pun akan membawa dampak yang buruk bagi si penderitanya, termasuk terserang komplikasi berbagai penyakit serta kanker yang bisa saja membunuh dirinya.

Penderita AIDS di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan penderita infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), hal ini disebabkan karena AIDS merupakan infeksi klinis dari HIV. Penderita infeksi HIV dapat bertahan lebih lama dibanding dengan penderita AIDS, yaitu sekitar 2 sampai 20 tahun dibanding dengan penderita AIDS yang hanya sekitar 9,2 bulan saja.

  1. IDENTIFIKASI MASALAH

Penyakit menular yang ada di muka bumi sangatlah banyak. Ada yang bersifat temporer, namun ada juga yang bersifat permanent. Penyakit menular disebabkan adanya interaksi dari penderita dengan orang bukan penderita, sehingga penyakit bisa menular dengan cepat. Penyebab penyakit menular bisa berupa virus-virus jahat yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

  1. BATASAN MASALAH

Penyakit menular yang menjadi fokus utama dunia saat ini adalah penyakit HIV dan AIDS yang semakin hari semakin meningkat jumlah penderitanya, bahkan dapat menyebabkan kematian.

  1. PERUMUSAN MASALAH

    1. Apa itu AIDS dan HIV?

    2. Apa penyebab penyakit AIDS?

    3. Bagaimana AIDS dapat menular ke individu yang lain?

    4. Bagaimana gejala-gejala terinfeksi virus HIV?

    5. Bagaimana kondisi AIDS di Indonesia saat in?

    6. Bagaimana penanganan bagi penderita AIDS?

    7. Apa dampak AIDS di semua sektor kehidupan?

    8. Apa yang harus dilakukan agar AIDS dapat dicegah?

  1. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang penyakit AIDS terutama kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, serta penanganan bagi penderita HIV AIDS dan pencegahan agar tidak tertular HIV AIDS.

  1. MANFAAT HASIL PENELITIAN

  1. Memberikan sumbangan informasi kepada khalayak ramai tentang penyakit AIDS.

  2. Memberikan data mengenai kasus-kasus AIDS yang terjadi di Indonesia.

  3. Memberikan strategi tentang menghindari penularan HIV AIDS.

  1. KAJIAN TEORI

Pada bulan Februari tahun 1991 telah diumumkan bahwa kelompok peneliti dari University of Alabama di Amerika serikat telah meneliti jaringan yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus (SIVcpz) yang nyaris sama dengan dengan HIV-1. Simpanse berasal dari sub-kelompok simpanse yang disebut Pan troglodyte yang umumnya hidup di Afrika tengah-barat.

Menurut Bachtiar Chamsyah dan Ahmad Sujudi (2003), laju kasus baru HIV dan AIDS di Indonesia meningkat tajam dan belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun, namun secara kuantitas Indonesia memiliki jumlah terkecil dalam kasus HIV dan AIDS dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

  1. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data :

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu:

  1. Observasi

Pada metode ini, penulis mencari berita dan opini mengenai topik yang dibahas melalui internet.

  1. Membaca

Pada metode ini, penulis membaca sumber-sumber yang terkait dengan topik pembahasan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah ini.

  1. Mencatat

Pada metode ini, penulis mencatat semua data yang diperlukan dalam penulisan ini yang sebelumnya diperoleh dengan melalui metode observasi dan membaca

  1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. DEFINISI AIDS DAN HIV

AIDS merupakan kumpulan dari berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari kerusakan spesifik sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV pada manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome atau dalam bahasa Indonesia yaitu Sindrom defisiensi imun dapatan. Dalam keadaan terserang penyakit ini, orang akan mudah diserang berbagai jenis penyakit yang tidak akan mempengaruhi orang lain yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat. Penyakit ini disebut penyakit oportunistik.

Kasus AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981, namun tidak diketahui informasi yang spesifik mengenai penyakit ini. Namun, kebanyakan ilmuwan mempercayai bahwa AIDS berasal dari Afrika yaitu di daerah Sub-Sahara pada abad ke-20.

HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan bagian keluarga virus yang disebut lentivirus. Lentivirus seperti HIV ditemukan dalam lingkup luas primata non-manusia. Lentivirus yang lain diketahui secara kolektif sebagai virus monyet yang dikenal dengan SIV (Simian Immunodeficiency Virus). Kebayakan orang yang telah terserang HIV tidak pernah menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi virus ini. Namun, setelah terinfeksi virus ini orang mengalami gejala seperti gejala flu beberapa minggu, selain itu tidak ada tanda infeksi HIV meskipun virus tetap berada di dalam tubuhnya.

  1. PENYEBAB AIDS

Penyebab utama seseorang dinyatakan mengidap penyakit AIDS yaitu terinfeksi HIV. Jadi, secara garis besar AIDS disebabkan oleh infeksi HIV yang telah bertahun-tahun bersarang di dalam tubuh seseorang. Karena seseorang terinfeksi HIV dapat tetap sehat sampai bertahun-tahun tanpa adanya fisik atau gejala infeksi, bahkan penderita sendiri tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi HIV. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala adalah “HIV positif” atau mempunyai “penyakit HIV tanpa gejala”. Apabila gejala mulai muncul maka orang tersebut mempunyai “infeksi HIV bergejala” atau “penyakit HIV lanjutan”. Dan pada tahap ini seseorang kemungkinan besar akan mengembangkan infeksi oportunistik “AIDS” yang merupakan definisi klinis yang diberikan kepada orang terinfeksi AIDS.

  1. PENULARAN AIDS

  1. Media penularan HIV/AIDS

HIV dapat menular dari orang yang terinfeksi HIV ke orang lain yang belum terinfeksi HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak sehat . HIV dapat menular melalui beberapa media yaitu air susu ibu yang sudah terinfeksi, air mani, cairan vagina, darah dan cairan preseminal. Transmisi cairan ini dapat terjadi melalui hubungan seksual (vaginal,anal maupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, pertukaran HIV antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin dan menyusui.

      1. Hubungan seksual

Sebagian besar infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antar individu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV di dunia. Transmisi HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan prseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih beresiko dari pada hubungan seksual insertif tanpa pelindung. Resiko terinfeksi HIV melalui hubungan seks anal jauh lebih besar dari pada hubungan seks oral.

Penyakit menular seksual juga dapat meningkatkan resiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV pada semen dan sekresi vaginal.

      1. Transmisi ibu ke anak

Transmisi HIV dari ibu yanng terinfeksi HIV ke anak dapat memunculkan in utero selama minggu akhir kehamilan dan persalinan. Karena kurangnya perawatan yang intensif, prosentase transmisi antara ibu dan anak selama kehamilan, kerja serta pengiriman sebesar 25%, namun ketika ibu memiliki akses terhadap terapi antiretroviral dan lahir dengan cara bedah caesar, prosentasenya hanya sebesar 1%. Menyusui meningkatkan resiko transmisi sebesar 10-15%,. Resiko ini tergantung pada faktor klinis dan dapat bervariasi menurut latar belakang dan lama menyusui.

      1. Tranfusi darah dan penggunaan jarum suntik yang bergantian

Berbagi dan menggunakan kembali syringe yang mengandung darah yang terkontaminasi dengan HIV merupakan resiko utama, tetapi bukan hanya untuk HIV tetapi juga resiko adanya penyakit hepatitis B dan hepatitis C. Penggunaan jarum suntik bersama-sama juga akibat dari semua infeksi HIV baru dan 50% infeksi hepatitis C terjadi di Amerika Utara, Republik Rakyat Tiongkok, dan Eropa Timur. Dan diketahui dari 150 penggunaan jarum suntik secara bersama-sama terdapat 1 yang terinfeksi HIV.

Akibat transmisi HIV pada resipien transfusi darah sangat kecil di negara-negara berkembang. Karena di negara berkembang, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV tetap dilakukan pada setiap orang yang akan melakukan donor darah. Akan tetapi, menurut WHO (World Health Organization) mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia dimasukkan melalui transfusi darah yang terinfeksi.

  1. Proses menularnya HIV ke dalam tubuh

HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ viral tubuh kekebalan manusia seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofak, dan sel dendritik. HIV dapat merusak sel T CD4+ secara langsung maupun tak langsung. Padahal sel T CD4+ dibutuhkan oleh tubuh agar sistem kekebalan berfungsi dengan baik. Jika HIV membunuh sel T CD4+ kurang dari 200 sel per mikrolitter darah dan kekebalan seluler hilang, maka akan menyebabkan AIDS. Pada awalnya berupa infeksi HIV, kemudian dilanjutkan dengan infeksi HIV laten klinis sampai terjadi penyakit AIDS.

Tanpa terapi antiretroviral, infeksi HIV berkembang menjadi penyakit AIDS dibutuhkan waktu selama 9 sampai 10 tahun, dan setelah positif dinyatakan mengidap AIDS, lama hidup orang yang terinfeksi hanya sekitar 9,2 bulan saja. Tentunya perkembangan klinis pada setiap pasti berbeda-beda. Hal ini tergantung pada sistem kekebalan tubuh yang dimiliki.

  1. GEJALA-GEJALA TERINFEKSI HIV

Pada umumnya,gejala AIDS merupakan hasil dari kondisi yang tidak akan terjadi pada individu dengan sistem kekbalan tubuh yang sehat. Kondisi ini mayoritas adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, fungi dan parasit yang dalam keadaan normal bisa dikendalikan oleh elemen sistem kekebalan yang dirusak oleh HIV. Penderita AIDS beresiko lebih besar menderita kanker seperti Sarkoma Kaposi, Kanker Leher Rahim dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.

Penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistematik seperti demam keringat (terutama terjadi pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, kelemahan, dan penurunan berat badan.

Sistem tahapan World Health Organization (WHO) untuk infeksi dan penyakit HIV, yang disusun pada tahun 1990 dan diperbaharui pada tahun 2005 yaitu sebagai berikut:

    1. Stadium I : infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.

    2. Stadium II : termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang.

    3. Stadium III : termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih sari sebulan, infeksi bakteri parah dan tuberkulosis.

    4. Stadium IV : termasuk taksoplasmosis otak, kandidiasis, esofagus, trakhea, bronkus/ paru-paru dan sarkoma kaposi.

Tahap-tahap terjadinya epidemi HIV dan AIDS yaitu :

  • Tahap penularan HIV di masyarakat yang tidak terlihat (silent spread);

  • Peningkatan jumlah orang dengan HIV positif yang akhirnya menjadi AIDS;

  • Penyebaran stigmatisasi, diskriminasi serta pengingkaran secara kolektif dan menyalahkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

  1. AIDS DI INDONESIA

AIDS di Indonesia ditangani langsung oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan tingkah laku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan.

Berdasarkan data yang dilaporkan ke Komisi Penanggulan AIDS Naional,diketahui bahwa sampai dengan tanggal 30 September 2007, secara kumulatif jumlah kasus yang dilaporkan yaitu terdapat kasus AIDS sebanyak 10384, dari 32 provinsi dan tersebar di 186 kabupaten/ kota. Dengan ratio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan yaitu 4,07 :1. Dan data yang diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Tabel 1 . Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan berdasarkan tahun pelaporan sampai dengan tanggal 30 September 2007

No

Tahun

Jumlah

1

1987

5

2

1988

2

3

1989

5

4

1990

5

5

1991

15

6

1992

13

7

1993

24

8

1994

20

9

1995

23

10

1996

42

11

1997

44

12

1998

60

13

1999

94

14

2000

255

15

2001

219

16

2002

345

17

2003

316

18

2004

1195

19

2005

2638

20

2006

2873

21

2007

2190

TOTAL

10384

Berdasarkan data kumulatif kasus AIDS yang terjadi dari tahun ke tahun, diketahui bahwa AIDS muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1987 dengan jumlah 5 kasus. Dari 5 kasus tersebut, pada tahun berikutnya terjadi penurunan. Hal ini bisa dimungkinkan 5 kasus tersebut meninggal semua atau ada yang meninggal dan muncul kasus yang baru. Begitu juga pada tahun-tahun berikutnya.

Tabel 2. Jumlah penyebaran kasus AIDS di 32 provinsi di Indonesia

NO

Provinsi

Σ Kasus

Meninggal

Case Rate

1

DKI Jakarta

2840

429

31.27

2

Jawa Barat

1445

288

3.69

3

Papua

1268

235

68.86

4

Jawa Timur

1043

302

2.81

5

Bali

628

109

18.01

6

Kalimantan Barat

553

106

13.56

7

Sumatera Utara

416

77

3.37

8

Jawa Tengah

369

165

0.94

9

Kepulauan Riau

238

102

19.86

10

Riau

163

60

3.59

11

Maluku

154

61

11.57

12

Sukawesi Selatan

143

62

1.91

13

Sulawesi Barat

131

46

2.88

14

Sulawesi Utara

124

45

5.74

15

Sumatera Selatan

124

29

1.82

16

Lampung

123

37

1.72

17

D.I Yogyakarta

102

25

3.11

18

Jambi

96

30

3.56

19

NTT

88

15

2.11

20

NTB

74

23

1.78

21

Bangka Belitung

65

4

6.38

22

Papua Barat

58

0

1.24

23

Banten

43

11

0.46

24

Bengkulu

23

6

1.43

25

Kalimantan Selatan

15

6

0.46

26

NAD

15

4

0.38

27

Kalimantan Timur

12

10

0.41

28

Maluku Utara

7

5

0.77

29

Sulawesi Tenggara

7

1

0.36

30

Kalimantan Tengah

3

2

0.16

31

Gorontalo

3

1

0.33

32

Sulawesi Tengah

2

1

0.09

33

Sulawesi Barat

NASIONAL

10384

2287

4.57

Menghitung rate dengan :

Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari provinsi Papua yaitu 15,1 kali angka nasional, DKI Jakarta yaitu 6,8 kali angka nasional, Kepulauan Riau sebanyak 4,3 kali angka nasional, Bali sebanyak 3,9 kali angka nasional, Kalimantan Barat sebanyak 3 kali angka nasional, Maluku sebanyak 2,5 kali angka nasional, Papua Barat sebanyak 2,2 kali angka nasional, Bangka Belitung sebanyak 1,4 kali angka nasional dan Sulawesi Utara sebanyak 1,2 kali angka nasional.

Dari kasus-kasus yang dilaporkan, diketahui juga bahwa AIDS tertinggi menyerang remaja pada usia 20-29 tahun yaitu mencapai 53,80%, disusul oleh kelompok usia 30-39 tahun yaitu 27,99%, dan kelompok usia 40-49 tahun sekitar 8,19%.

Data tersebut hanya mengungkapkan kasus AIDS saja. Lalu bagaimana dengan jumlah orang yang terkena infeksi HIV di Indonesia? Menurut Menteri Kesehatan RI, Dr.dr.Siti Fadillah supari, Sp.Jp pada jumpa pers tanggal 28 November 2006, mengatakan bahwa sampai pada bulan September 2006 terdapat 9.600 narapidana di Indonesia terdapat sekitar 4.300-6.000 narapidana yang terinfeksi HIV, sedangkan dari 180.000-265.000 wanita penjaja seks di Indonesia terdapat sekitar 8.200-9.640 yang terinfeksi HIV. Padahal pelanggan wanita penjaja seks ini sekitar 2,5-3,8 juta orang dan hanya sekitar 15 yang menggunakan kondom. Menkes juga menambahkan bahwa hal ini menjadi potensi terjadinya ledakan epidemi HIV dan AIDS yang akan merupakan ancama besar tidak hanya bagi kesehatan masyarakat tapi juga bagi seluruh sektor sosial dan ekonomi.

  1. DAMPAK AIDS DI SEKTOR KEHIDUPAN

HIV dan AIDS sangat berbahaya dan perlu diwaspadai oleh semua orang, karena:

  • HIV dan AIDS sudah tersebar di mana-mana, termasuk Indonesia.

  • HIV dan AIDS menyebar dengan cepat.

  • HIV dan AIDS menyerang pada orang tanpa pandang bulu.

  • Belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya dan obat untuk menyembuhkan.

  • Dapat menyebabkan kematian.

AIDS membawa dampak tersendiri dalam kehidupan individual penderitanya, dan meliputi beberapa sektor kehidupan, antara lain yaitu :

        1. Kesehatan

Seseorang yang telah divonis mengidap penyakit AIDS akan rentan terhadap berbagai penyakit komplikasi, yaitu :

          1. Penyakit paru-paru utama

            • Pneumonia pneumocystis

Pada awalnya, pneumonia pneumocystis disebut dengan nama pneumonia pneumocystis carinii dan disingkat PCP. Penyakit ini jarang dijumpai pada tubuh orang yang sehat dan imunikompeten, tetapi umum dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV. Penyakit ini disebabkan oleh fungi Pneumocystis jirovecii, dan penyakit ini dapat mengakibatkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini merupakan indikasi pertama AIDS.

            • Tuberkulosis

Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi yang paling diantara infeksi yang terkait dengan HIV lainnya, karena penyakit ini dapat ditularkan ke orang yang imunokompeten melalui rute respirasi dan dapat muncul pada stadium awal HIV. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per mikro liter), TB muncul sebagai penyakit paru-paru. Dan pada infeksi HIV belakangan, TB muncul dengan penyakit ekstrapulmoner (sistemik). Gejala biasanya bersifat konstitusional dan tidak dibatasi pada satu tempat, dan sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, nodus limfa regional, dan sistem saraf pusat.

          1. Penyakit Saluran Pencernaan Utama

            • Esofagitis

Esofagitis merupakan peradangan pada esofagus yaitu tabung berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (kandidiasis) atau virus (herpes simpleks 1 atau sitomegalovirus). Namun pada kasus yang jarang dijumpai, penyakit ini disebabkan oleh mikrobakteria.

            • Diare kronik yang tidak dapat dijelaskan

Penyakit ini terjadi akibat berbagai penyebab, termasuk infeksi bakteri Salmonella, Shingella, Listeria, Kampilobakter, atau Escherichia Coli, serta parasit yang umum dan infeksi oportunistik tidak umum seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, kolitis kompleks Mycobacterium avium dan sitomegalovirus (CMV). Pada stadium akhir, diare diduga menunjukkan perubahan cara saluran usus menyerap nutrisi dan mungkin merupakan komponen penting pembuangan yang berhubungan dengan HIV.

          1. Penyakit Saraf Utama

            • Taksoplasmosis

Penyakit ini disebabkan oleh parasit bersel satu yang disebut Taxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan taksoplasma ensefalitis, dan dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit mata dan paru-paru.

            • Leukoensefalopati multifokal progresif

Penyakit ini juga disebut sebagai penyakit demielinasi yang merupakan penghacuran sedikit demi sedikit selubung mielin yang menutupi akson sel saraf sehingga merusak penghantaran impuls saraf. Ini disebabkan oleh viru JC yang 70 populasinya terdapat dalam bentuk laten, yang menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan tubuh lemah. Dalam waktu sebulan diagnosis, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

            • Kompleks dimensia AIDS

Kompleks demensia AIDS merupakan esefalopati metabolik yang disebabkan oelh infeksi HIV dan didorong oleh aktivasi umum makrofag dan mikroglia otak yang terinfeksi HIV yang mengeluarkan neurotoksin.

            • Meningitis kriptokokal

Penyakit ini adalah infeksi meninges yaitu membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang oleh jamur Cryptococcus neoformans. Penyakit ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual dan muntah. Penderita juga mengalami sawan dan kebingungan yang dpaat mematikan.

          1. Kanker yang berhubungan dengan HIV

            • Sarkoma kaposi

Penyakit ini merupakan tumor yang pada umunya menyerang pasien yang terinfeksi HIV. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari sub famili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang disebut virus herpes sarkoma kaposi (KSHV). Penyakit ini akan munsul pada permukaan kulit dalam bentuk bintik-bintik keunguan, dan dapat menyerang organ lainnya terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.

            • Limfoma

Limfoma sel B tingkat tinggi seperti limfoma Burkitt ( Burkitt’s lymphoma Burkitt’s-like lymphoma, diffuse large B-cell lymphoma atau DLNCL) dan limfoma sistem saraf pusat primer mucul pada pasien yang terinfeksi HIV.penyakit ini mengakibatkan prognosis yang buruk. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) atau KSHV.

            • Kanker leher rahim

Penyakit ini menyerang pada wanita yang terkena HIV, dan dianggap tanda utama AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh papilomavirus manusia(HPV).

            • Tumor lainnya

Penderita infeksi HIV dapat juga terkena tumor lainnya yaitu seperti limfoma Hodgin, karsinoma anal, dan karsinoma usus besar. Namun tumor yang kerap kali dijumpai yaitu kanker payudara atau kanker usus besar.

          1. Infeksi Oportunistik lainnya

Pada umunya penderita AIDS menderita infeksi oportunistk dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi in termasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan sitomegalovirus. Sitomegalovirus menyebabkan kolitis, dan retinitis sitomegalovirus menyebabkan kebutaan. Penisiliosis yang disebabkan oleh Penicullum marneffei adalah infeksi oportunistik ketiga yang sering dijumpai setelah tuberkulosis dan kriptokokosis pada orang yang positif di daerah endemik Asia Tenggara.

        1. Sosial

Dampak sosial yang sering dialami oleh pengidap AIDS yaitu pengasingan, penolakan, diskriminasi dan penghindaran. ODHA (orang dengan HIV AIDS) sering merefleksikan ketakutan dan keprihatinan yang berlebih saat divonis mengidap AIDS, hal ini dapat mengganggu hubungan sosial dengan orang-orang disekitarnya. Begitu juga dengan orangn-orang disekitarnya pun perlahan menjauhinya karena penyakit ini bisa ditransmisikan.

        1. Ekonomi

HIV/AIDS dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusi yang mempunyai kemampuan produksi. Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang-orang di negara tersebut akan menjadi korban AIDS. Bukan hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah-daerah.

Tingkat kematian yang semakin akan menyebabkan populasi penduduk kecil yang tidak memiliki keterampulan dan pekerja. Pekerja yang sedikit akan mengurangi tingkat produktivitas daerah. Hal ini juga dapat melemahkan mekanisme yang menggenerasikan kapital manusia dan investasi, dengan kehilangan pendapatan dan meninggalnya orang tua.

  1. PENANGANAN PENDERITA AIDS

Sampai saat ini, belum ditemukannya vaksin HIV atau obat untuk HIV maupun AIDS. Satu-satunya cara yang diketahui untuk pencegahan berdasarkan masuknya virus atau jika gagal, perawatan antiretroviral secara langsung setelah masuknya secara signifikan, yang disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP memiliki jadwal empat minggu takaran. PEP juga mamiliki efek samping yang tidak menyenangkan, seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.

Penanganan untuk HIV terdiri dari terapi Antiretroviral yang sangat aktif, atau disebut HAART. Terapi ini telah bermanfaat untuk individual yang terinfeksi HIV sejak diperkenalkan pada tahun 1996. Pilihan optiman HAART terdiri dari kombinasi yang terdiri dari paling sedikit tiga obat masuk ke paling sedikit dua jenis “kelas” agen antiretroviral. Aturan terdiri dari dua nucleoside analogue reverse transcriptase inhibator (NRTI) ditambah baik protease inhibator dan non-nucleoside reverse transcriptase inhibator (NNRTI). Karena penyakit HIV pada anak-anak lebih banyak daripada orang dewasa, parameter laboratorium sedikit prediktif tentang jalannya penyakit, terutama untuk anak muda, rekomendasi perawatan lebih agresif untuk anak-anak dari pada orang dewasa.

HAART membuat adanya stabilisasi gejala dan viremia pasien, tetapi tidak menyembuhkan pasien dari HIV atau meredakan gejala, dan HIV-1 kelas tinggi dapat melawan HAART, kembali setelah perawatan berhenti. Tanpa adanya HAART, infeksi HIV ke AIDS muncul dengan rata-rata sekitar sembilan sampai sepuluh tahun dan waktu bertahan setelah memiliki AIDS yaitu sekitar 9,2 bulan saja. HAART meningkatkan waktu bertahan antara empat dan dua belas bulan.

  1. PENCEGAHAN AIDS

Menurut Menteri Kesehatan, pengendalian HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan cara :

  1. Berbicara tentang HIV dan AIDS kepada keluarga dekat dan teman.

  2. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS mulai ari diri sendiri dan mengajak orang terdekatnya.

  3. Memberikan dukungan bagi keluarga atau teman yang terinfeksi HIV.

  4. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalani Voluntary Counseling testing (VCT).

  5. Membantu meningkatkan kesadaran ODHA untuk menjalani perawatan dan pengobatan ODHA baik di rumah sakit, puskesmas maupun fasilitas berbasis masyarakat lainnya.

  6. Secara bersama-sama seluruh komponen masyarakat bergerak untuk mencegah semakin meluasnya penularan HIV terutama ke masyarakat umum, ibu dan bayi.

  7. Menjadikan Hari AIDS Sedunia sebagai momentum untuk membentuk opini publik dan meningkatkan kepedulian seluruh komponen bangsa terhadap pengendalian HIV dan AIDS di masa yang akan datang.

HIV dan AIDS memang tak ada vaksin untuk mencegahnya atau obat yang dapat menyembuhkannya. Namun, virus dan penyakit ini dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab, antara lain :

  • Perilaku seks

Penularan HIV dan AIDS umunya terjadi karena hubungan seksual antara penderita dengan orang bukan penderita. Maka, agar HIV dan AIDS tidak mudah menular tidak perlu harus berganti-ganti pasangan. Pencegahannya yaitu dengan menggunakan formula ABC, yaitu Abstinensia ( tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah), Be faithfull (jika sudah menikah hanya melakukan hubungan seks dengan pasangannya saja), dan Condom (berhubungan seks dengan menggunakan kondom).

  • Pengamanan darah

Saat diperlukannya tranfusi darah, pastikan bahwa darah yang akan digunakan sudah melalui proses screening. Dan saat menolong korban luka dan mengualarkan darah pakailah sarung tangan agar tangan tidak terkontak langsung dengan darah korban.

  • Penggunaan jarum suntik benda tajam lainnya yang steril

Gunakan jarum suntik yang belum pernah dipakai orang lain, dan gunakan benda tajam lainnya yang sudah melalui proses sterilisasi.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan menyebarnya virus HIV dan penyakit AIDS yaitu :

  • Menyebarkan kondom di berbagai daerah

Menurut keputusan rapat kesra yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2004, pemerintah akan menyebarkan kondom ke pihak-pihak yang beresiko tinggi terkena HIV/AIDS di enam provinsi dalam rangka mengurangi penyebaran HIV/AIDS di Indonesia. Keenam propvinsi tersebut yaitu Papua, DKI Jakrta, Riau, Jawa Barat, Balil, dan Jawa Timur.

  • Memberikan subsidi kepada ODHA

Pemerintah akan menyiapkan subsidi sebesar Rp 12 milyar untuk membantu sekitar 2000 penderita HIV membeli obat, karena saat ini harga obat HIV mencapai Rp 400.000,00 sampai Rp 500.000,00 per bulan per orang.

  • Membuat obat HIV

Pemerintah telah berusaha membuat obat HIV dari dalam negeri sehingga, harga obat itu sendiri bisa terjangkau oleh semua pengidap AIDS baik yang bearasal dari kalangan tidak mampu.

  • Mengadakan penyuluhan-penyuluhan ke lembaga pendidikan

Pemerintah bekerja sama dengan LSM daerah mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya AIDS dan seks bebas di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini diharapkan agar para remaja bisa waspada terhadap virus yang mematikan ini dan bisa menerapkan perilaku hidup sehat yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain.

  1. SIMPULAN DAN SARAN

  1. SIMPULAN

Penyakit AIDS ( Acquired Immunodeficiency Sindrome ) di sebabkan oleh infeksi klinis virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini menular dengan cara kontak langsunng dengan cairan dari tubuh penderita seperti air susu ibu yang sudah terinfeksi, air mani, cairan vagina, darah dan cairan preseminal. Dan pada umumnya transmisi cairan ini melalui hubungan seksual tanpa pengaman, baik yang dilakukan secara vaginal maupun oral, penggunaan jarum suntik bersamaan, tranfusi darah, dan ibu melahirkan serta menyusui.

Jumlah penderita HIV dan AIDS di Indonesia semakin meningkat, dan mayoritas penderitanya yaitu orang dewasa yang berumur 20-29 umur. Dan daerah di Indonesia yang dinyatakan sebagai daerah endemik HIV dan AIDS yaitu provinsi Papua,yaitu sekitar 15,1 kali angka nasional. Jumlah penderita yang meninggal pun tak hanya sedikit, yaitu mencapai 2287 orang dari 10384 penderita di seluruh Indonesia.

HIV dan AIDS dapat menyebabkan komplikasi penyakit, terutama penyakit kanker dan tumor. Penyakit dapat menyerang semua sistem kekebalan dalam tubuh manusia,termasuk sistem saraf.

  1. SARAN

    1. Untuk Pemerintah

      • Hendaknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit HIV AIDS,

      • Membatasi budaya asing yang masuk ke dalam ke Indonesia,

      • Memberikan perhatian yang lebih kepada ODHA,

      • Hendaknya pemerintah menangani kasus HIV dan AIDS secara intensif.

    2. Untuk masyarakat

      • Hendaknya masyarakat waspada terhadap infeksi HIV dan AIDS,

      • Hendaknya memberikan perhatian kepada anak-anaknya agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebakan virus HIV semakin menyebarkan,

      • Bekerjasama dengan pemerintah untuk memberantas penyebaran HIV dan AIDS,

      • Melindungi diri dengan kondom saat berhubungan seksual,

      • Melindungi diri dan keluarga dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

<!– @page { size: 21cm 29.7cm; margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } A:link { color: #0000ff } –>

DAFTAR PUSTAKA

AIDS. http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

Djumena, Erlangga. 2003, 3 Desember. Pemerintah Sebarkan Kondom Kurangi Penyebaran HIV/AIDS. http://kompas.co.id/utama/news/0312/144129.htm

HIV dan AIDS : Beberapa Fakta Dasar. 2006, 1 Juli. http://spiritia.or.id/HIVdanAIDS.php

Kanabus, Annabel dan Sarah Allen. 1999. 10 Februari. Asal Usul HIV/AIDS. http://spiritia.or.id/Asalusul.php

Komisi Penanggulangan AIDS. 2007. Statistik Kasus s/d September 2007. http://www.aidsindonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1068&Itemid=124

Sasongko, Adi, dr., MA. Acquired Immuno Deficiency Syndrome. http://www.petra.ac.id/sience/aids/aids6a.htm

Stop AIDS : Saatnya Melayani!!. 2006, 29 November. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2353

Wadianto, Glori, K. 2003. Kasus HIV/AIDS di Indonesia Termasuk Kecil. http://www.kompas.co.id.utama.news.htm

Yayasan AIDS Indonesia. 2007. Apa itu HIV?. http://ww.yaids.com/apa_itu_hiv.htm

Yayasan Kusuma Buana Jakarta. 2007. Bagaimana Mencegah AIDS?. http://petra.ac.id/science/aids/aids5.htm

Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Arsip